Jumat, 12 April 2013



Pentheus
Setelah berkelana d Asia, dewa Dionisos kemudian memutuskan untuk menyebarkan ritualnya di tempat asalnya, yakni Thebes. Ketika itu Thebes dipimpin oleh Pentheus, sepupu Dionisos. Namun Pentheus tidak mempercayai bahwa Dionisos adalah dewa. Pentheus berpikir bahwa ritual yang dibawa Dionisos adalah memalukan dan menjijikan.
Kadmos dan Teiresias, kakek dan teman Pentheus, berusaha mengajak Pentheus untuk mempercayai Dionisos. Namun Pentheus tetap berpegang pada pendiriannya. Pentheus malah semakin menekan kegiatan kelompok pemujaan Dionisos.
Pentheus sempat menangkap Dionisos namun Dionisos bisa melepaskan ikatannya dan membuka pintu penjara dengan mudah.
Ibu Pentheus (Agave} dan dua bibinya (Autone dan Ino) juga tidak mempercayai kedewaan Dionisos, maka Dionisos pun berniat menghukum mereka. Dionisos memberi kegilaan pada Agave, Autone, dan Io sehingga mereka menjadi tidak sadarkan diri dan kemudian mengikuti ritual Dionisos bersama para mainad (perempuan pengikut Dionisos) di gunung Khiteron.
Dionisos lalu secara diam-diam membimbing Pentheus menuju gunung tersebut. Ketika Pentheus mendekati mereka, Agave memergoki Pentheus dan menyangka bahwa itu adalah seekor babi hutan. Agave pun langsung mengajak yang lain untuk memburu Pentheus. Pada akhirnya para mainad, termasuk Agave, Autone dan Io, menyerang dan mengoyak serta merobek-robek tubuh Dionisos, bahkan Agave sendiri yang memotong kepala putranya itu.
Akibat perbuatannya itu, Pentheus mati, sedangkan ibu dan kedua bibi Pentheus diasingkan dari Thebes. Maka tuntaslah hukuman dari Dionisos untuk mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar