Pengebirian Uranus: lukisan dinding oleh Vasari &
Cristofano Gherardi (c. 1560, Sala di Cosimo I, Palazzo Vecchio, Firenze).
"Mitos asal-usul" atau "mitos penciptaan" melambangkan usaha untuk
menguraikan alam semesta dan menjelaskan asal mula dunia supaya dapat
dipahami oleh akal manusia.
[24]
Versi yang paling banyak diterima pada saat ini, meskipun merupakan
suatu kisah filosofis mengenai asal usul segala sesuatu, diceritakan
oleh
Hesiodos, dalam karyanya
Theogonia. Dia mulai dengan
Khaos, suatu entitas yang tak berbentuk dan msterius. Dari Khaos ini muncullah
Gaia atau GĂȘ (dewi bumi) serta beberapa makhluk dewata primer lainnya, di antaranya adalah
Eros (Cinta),
Tartaros (Perut bumi),
Erebos (Kegelapan), dan
Niks (Malam). Niks bercinta dengan Erebos dan melahirkan
Aither (Langit atas) dan
Hemera (Siang).
[25] Tanpa pasangan pria, Gaia melahirkan
Uranus (dewa langit) dan
Pontos (dewa laut). Uranus kemudian menjadi suami Gaia. Dari hubungan mereka, terlahirlah para
Titan pertama, yang terdiri dari enam Titan pria, yaitu
Koios,
Krios,
Kronos,
Hiperion,
Iapetos, dan
Okeanos, serta enam Titan wanita, yaitu
Mnemosine,
Foibe,
Rea,
Theia,
Themis, dand
Tethis.
Setelah Kronos lahir, Gaia dan Uranus memutuskan bahwa tidak ada Titan
lagi yang boleh lahir. Anak-anak Gaia dan Uranus yang lahir kemudian
adalah para
Kiklops (raksasa bermata satu) dan
Hekatonkheire (raksasa bertangan seratus). Karena memiliki rupa yang mengerikan, para Kiklops dan Hekatonkheire dikurung oleh Uranus.
[26]
Gaia marah atas tindakan Uranus dan mengajak para Titan untuk
memberontak melawan Uranus. Kronos, anak Gaia yang "paling cerdik, muda,
dan mengerikan",
[25]
melaksanakan perintah Gaia dan dia pun memotong alat kelamin ayahnya
sendiri. Setelah itu Kronos menjadi penguasa para dewa dengan Rea, yang
merupakan kakak sekaligus istrinya, sebagai pasangannya, dan para Titan
yang lain menjadi anak buahnya.
Kisah mengenai konflik antara ayah dan anak kembali terulang ketika Kronos dikonfrontasi oleh putranya,
Zeus.
Ini bermula dari rasa takut ronos. Karena Kronos telah mengkhianati
ayahnya, dia takut bahwa keturunannya akan melakukan hal yang sama. Jadi
tiap kali Rea melahirkan, Kronos merebut bayinya dan menelannya. Rea
marah atas tindakan suaminya dan memutuskan untuk melakukan suatu
tipuan. Setelah melahirkan Zeus, Rea langsung menyembunyikannya dan
memberikan batu yang terbungkus kain pada Kronos, yang langsung saja
menelannya. Setelah dewasa, Zeus berhasil memperdaya Kronos untuk
meminum suatu ramuan yang mengakibatkan Kronos memuntahkan semua
anak-anak yang pernah ditelannya. Zeus lalu menyatakan perlawanan
terhadap Kronos untuk merebut kepemimpinan para dewa. Pada akhirnya,
dengan bantuan para Kiklops dan Hekatonkheire (yang dibebaskan oleh
Zeus) serta melalui
Titanomakhia
(perang Titan) selama sepuluh tahun, Zeus dan saudara-saudarinya
memperoleh kemenangan. Sementara itu Kronos dan para Titan pria, kecuali
Atlas, dikurung di Tartaros.
[27] Atlas sendiri memperoleh hukuman khusus, yakni dia mesti memikul langit.
Zeus juga dihinggapi rasa kehawatiran yang sama, dan, setelah adanya ramalan bahwa putra dari istri pertamanya,
Metis,
akan menjadi dewa yang lebih kuat dari Zeus, maka Zeus pun menelan
Metis. Ketika ditelan oleh Zeus, Metis sedang hamil. Setelah menelan
Metis, Zeus mengalami sakit kepala yang luar biasa. Kemudian dari kepala
Zeus terlahirlah dewi
Athena
yang sudah mengenakan baju perang lengkap. "Kelahiran" dari Zeus ini
digunakan sebagai alasan mengapa Zeus tidak "digantikan" oleh dewa dari
generasi selanjutnya, tetapi Zeus tetap tercatat sebagai asal-mula
munculnya Athena. Ada kemungkinan bahwa ketika kisah ini muncul,
perubahan kultural sudah berlangsung dan menyerap kultus lokal yang
sudah berjalan lama mengenai pemujaan dewi Athena di kota
Athena. Pemujaan itu kemudian berubah menjadi
pantheon dewa-dewa Olimpus, dan proses perubahnnya sendiri terjadi tanpa konflik.
Orang Yunani yang memikirkan mengenai sajak menganggap bahwa
theogonia (cerita kelahiran para dewa) sebagai genre puitis prototipe-
mythos prototipikal—dan menghubungkan banyak kekuasaan di dalamnya.
Orfeus, seorang penyair
arketipal, juga merupakan seorang penyanyi arketipal theogonia. Dalam
Argonautika buatan
Apollonios,
dikisahkan bahwa Orfeus menggunakan sajak-sajak theogonia untuk
menenangkan lautan dan badai, juga untuk menggerakkan hati keras milik
para
dewa dunia bawah dalam perjalanannya ke
dunia bawah. Dalam
Himne Homeros untuk Hermes, ketika
Hermes menciptakan
lira, hal yang pertama kali dia lakukan adalah bernyanyi tentang kelahiran para dewa.
[28] Theogonia
buatan Hesiodos bukan hanya naskah yang masih bertahan yang
menceritakan mengenai para dewa, namun juga naskah terlengkap yang masih
ada yang menggambarkan fungsi penyair arkais. Theogonia sendiri diawali
dengan doa pembuka yang ditujukan untuk para
Mousai. Cerita theogonia merupakan subjek dari banyak sajak yang hilang, termasuk sajak-sajak yang dipercaya ditulis oleh Orfeus,
Mousaios,
Epimenides,
Abaris,
dan para peramal legendaris lainnya. Kisah-kisah tentang theogonia
diyakini pernah digunakan dalam ritual penyucian pribadi dan
ritus-ritus misteri. Ada indikasi bahwa
Plato tidak asing dengan beberapa versi theogonia Orfik.
[29]
Namun, informasi mengenai kepercayaan dan ritus keagamaan memang
sedikit, selain itu ciri-ciri budaya tersebut tidak akan dibeberkan
secaa terbuka oleh para anggotanya ketika kepercayaannya sedang
dilakukan. Setelah banyak kepercayaan religius yang menghilang, hanya
sedikit orang yang masih mengetahui ritual dan ritusnya. Akan tetapi,
kiasan dari rtus-ritus tersebut kadang muncul pada aspek-aspek yang
cukup umum.
Penggambaran yang ada pada tembikar dan karya seni keagamaan,
ditafsirkan, dan lebih mungkin disalahartikan dalam beragam mitos dan
kisah. Beberapa bagian dari karya-karya ini masih ada dalam bentuk
kutipan-kutipan oleh para filsuf
Neoplatonis dan baru-baru ini terungkap melalui potongan-potongan
papirus. Salah satu adalah
Papirus Derveni,
yang kini membuktikan bahwa setidaknya pada abad kelima SM ada sebuah
sajak theogonia-kosmogoni buatan Orfeus. Sajak tersebut berusaha
mengalahkan
Theogonia buatan Hesiodos. Dalam sajak tersebut, silsilah para dewanya dapat ditarik kembali sampai kepada
Niks (dewi malam) sebagai perempuan permulaan utama yang muncul sebelum Uranus, Kronos, dan Zeus.
[30] Disebutkan pula bahwa Malam dan Kegelapan dapat menjadi setara dengan Khaos.
Para kosmolog filsafat dari masa awal banyak yang bereaksi, atau
kadang membangun pandangan di atas konsepsi mitos terkenal yang sudah
ada di dunia Yunani untuk beberapa waktu tertentu. Beberapa dari
konsepsi yang terkenal ini dapat dilihat dari sajak-sajak
Homeros dan Hesiodos. Dalam karya-karya Homeros, Bumi adalah piringan datar yang terapung di samudra luas yang disebut
Okeanos dan di bagian atasnya ada langit hemisferikal yang diisi oleh mathari, bulan, dan bintang. Matahari (
Helios) mengarungi langit dengan
kereta perangnya
pada siang hari dan berlayar di Bumi dengan mangkuk emas pada malam
hari. Matahari, bumi, langit, sungai dan angin dapat dialamatkan ketika
berdoa dan dipanggil untuk mengawasi sumpah. Celah alami yang ada di
bumi secara terkenal dianggap sebagai jalan masuk ke dunia bawah, yang
merupakan tempat berdiamnya para arwah, yang dipimpin oleh dewa Hades.
[31] Sementara itu, pengaruh dari kebudayaan lainnya yang masuk ke Yunani juga selalu menghadirkan tema-tema baru.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar