Beberapa sejarawan percaya[50]
bahwa di balik mitologi Herakles yang sangat rumit mungkin terdapat
manusia sungguhan, barangkali seorang pemimpin-pengikut di Kerajaan Argos.
Beberapa sejarawan lainnya berpendapat bahwa kisah Herakles adalah
alegori untuk perjalanan tahunan matahari, yang melewati dua belas rasi
bintang zodiak[51]
Sementara yang lainnya merujuk pada mitos-mitos yang lebih awai dari
beebapa budaya lainnya, dan menunjukkan bahwa kisah Herakles merupakan
adaptasi lokal dari mitos pahlawan yang sudah lebih dulu ada. Pada
umumnya, Herakels dikenal sebagai putra dari Zeus dan Alkmene, cucu perempuan Perseus.[52] Perjalanan luar biasa yang dilakukannya sendirian, juga banyaknya tema cerita rakyat
yang menyertainya, menghasilkan banyak cerita mengenai Herakles untuk
legenda populer. Dia digambarkan sebagai seorang pemberi kurban dan
disebut sebagai pendiri altar-altar. Dalam drama komedi Yunani Kuno, dia
sering diperlihatkan sebagai seorang pemakan yang rakus. Sedangkan
akhir hidupnya yang tragis banyak diceritakan dalam drama tragedi.
Menurut Thalia Papadopoulou, drama Herakles gubahan Euripides merupakan "suatu drama yang amat sangat penting dari drama-drama Euripides lainnya".[53]
Dalam sastra dan seni, Herakles digambarkan sebagai pria yang sangat
kuat dan memiliki tinggi yang sedang. Senjata khasnya adalah panah namun
dia juga sering membawa gada. Herakles sangat populer dalam tembikar Yunani Kuno, pertarungannya dengan Singa Nemea
diabadikan dalam ratusan lukisan vas, mengindikasikan bahwa dia adalah
salah stau pahlawan paling terkenal dalam mitologi Yunani.[54]
Herakles juga diadaptasi ke dalam kultus dan mitologi Etruska dan Romawi sebagai Herkules, dan seruan "mehercule" menjadi sama lazimnya bagi orang Romawi seperti halnya "Herakleis" untuk orang Yunani.[54] Di Italia,
dia disembah sebagai dewa para saudagar dan pedagang, meskipun beberapa
orang lainnya menyembahnya untuk keberuntungan, nasib baik, serta
penyelamatan dari marabahaya.[52]
Herakles mencapai martabat sosial yang tinggi melalui pengangkatannya sebagai leluhur resmi para raja Doria. Hal ini barangkali berfungsi sebagai pembenaran bagi suku Doria untuk bermigrasi ke Peloponnesos. Hillos, pahlawan eponim dari satu phyle Doria, menjadi putra Herakles dan merupakan salah satu Herakleidai atau Heraklid.
Heraklid sendiri merupakan orang-orang keturunan Herakles, terutama
keturunan Herakles melalui Hillos. Para Heraklid di antaranya adalah Makaria, Lamos, Manto, Bianor, Tlepolemos, dan Telefos. Para Heraklid itu menaklukan sejumlah kerajaan di Peloponnesos, antara lain Mikenai, Sparta dan Argos.
Menurut legenda, mereka mengklaim bahwa merke punya hak untuk berkuasa
dari leluhur mereka. Proses kebangkitan mereka menuju kekuasaan sering
disebut sebagai "Invasi Doria". Para raja Lydia, dan kelak Makedonia, sebagai penguasa dengan pangkat yang sama, juga termasuk golongan para Heraklid.[55]
Beberapa pahlawan lainnya yang muncul pada masa-masa awal Zaman Pahlawan, misalnya Perseus, Deukalion, Theseus dan Bellerofon,
memiliki banyak kesamaan sifat dengan Herakles. Seperti halnya
Herakles, mereka juga melakukan petualangan yang fantastis dan
sendirian. Petualangan mereka juga menyentuh batas-batas dongeng, karena mereka menghadapi monster-monster semacam Khimaira, Medusa, dan Minotaur.
Petualangan Bellerogon merupakan jenis petualangan yang cukup umum dan
mirip dengan petualangan Herakles dan Theseus. Dalam tradisi pahalwan
awal, tema yang sering berulang adalah usaha untuk mengirim para
pahlawan menuju sesuatu yang berbahaya. Tema ini muncul dalam kisah
Perseus dan Bellerofon.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar